Tentang Mendengarkan dan Didengarkan
Maret 18, 2014
Pada
dasarnya, setiap orang hanya ingin didengarkan. Terkadang, kamu tidak perlu
harus bicara banyak ataupun memberikan seabrek saran ini dan itu. Kamu hanya
perlu menjadi pendengar yang baik. Cukup dengarkan dengan penuh perhatian serta
berikan tanggapan yang baik padanya. Karena itulah yang sebenarnya diinginkan oleh
setiap orang.
Seringkali
kita bertemu dan mengenal beberapa orang yang membuat kita merasa nyaman untuk
berbagi tentang cerita-cerita kehidupan kita. Namun, bisa jadi, tidak setiap
orang sungguh-sungguh mendengarkan setiap ucapan dan cerita kita. Terkadang,
mereka hanya menanggapi sekedarnya saja ataupun berkata ‘iya-iya’ saja saat
merasa bosan menanggapi ucapan kita. Atau malahan kita termasuk orang-orang
yang seperti itu? Walaupun kita tidak selalu menyadarinya.
Seringkali
kita juga mendapati teman kita datang kepada kita dan menceritakan permasalahan
yang sedang ia hadapi. Kemudian kita berbicara banyak dan memberikan begitu
banyak saran kepadanya. Itu memang baik, karena itu berarti kita sudah berusaha
untuk membantunya mencari jalan keluar atas permasalahan yang sedang
dihadapinya. Namun, terkadang bukan itu yang sebenarnya diinginkan oleh teman
kita. Bisa jadi, sebenarnya ia sudah memiliki solusi sendiri atas permasalahan
yang ia hadapi. Namun, ia belum cukup yakin untuk melangkah. Karena itu, ia
bercerita kepada kita. Ia hanya ingin didengarkan, dengan harapan ia akan
mendapat sedikit semangat dan dukungan untuk berani melangkah menghadapi
permasalahannya.
Ya. Setiap
orang hanya ingin didengarkan. Begitupun dengan saya. Saya ingin didengarkan
ketika saya sedang berbicara ataupun bercerita. Sebagian orang berkata bahwa
menemukan seseorang yang selalu siap mendengarkan setiap ucapan dan cerita kita
itu tidaklah mudah. Bisa jadi itu benar. Karena memang tidak setiap orang
tertarik dengan apa yang kita bicarakan atau bisa jadi memang kondisinya yang
tidak memungkinkan.
Memang akan
sangat menyenangkan jika kita selalu mempunyai tempat untuk berbagi. Terlebih
jika kita punya seseorang yang selalu mau mendengarkan kita. Karena itu, saya
berusaha menjadi pendengar yang baik. Terserah orang lain mau menanggapi saya
seperti apa setiap kali saya berbicara ataupun bercerita. Setidaknya, saya mau
belajar untuk menjadi pendengar yang baik.
Percayalah!
Selalu ada yang mau mendengarkan setiap curahan hati dan perasaan kita.
Kapanpun, di manapun, dan dalam kondisi apapun. Dia sangat dekat, bahkan lebih
dekat dari urat nadi kita. Dialah Allah, yang tak pernah tertidur dan selalu
siap mendengarkan setiap harapan dan doa yang kita panjatkan.
Laa Tahzan! Innallaha Ma’anaa.
2 komentar
Artikelnya bagus ka.. :)
BalasHapusNice
BalasHapus