Kelu

Oktober 24, 2016

“There are two reasons why people don’t talk about things; either it doesn’t mean anything to them, or it means everything.” –Luna Andriana

Barangkali ada banyak hal yang ingin disampaikan. Namun, tetiba lidah menjadi kaku dan kelu. Hanya diam, mendengar apa yang didengar tanpa memberikan respon yang berarti.

Jangan berpikir macam-macam. Jangan pula berpikir dia tak cukup sopan. Barangkali dia terlalu malu karena dihinggapi perasaan bahagia hanya dengan duduk di sebelahmu, sembari merekam setiap detil ucapanmu dalam ingatannya.

Mari belajar untuk lebih mengerti. Bukan hanya berasumsi, apalagi menghakimi. Apa yang nampak dari luar terkadang jauh berbeda dengan apa yang ada di dalamnya.

cerita

Tertahan

Juli 22, 2016


http://favim.com/image/318698/

Bahkan sekedar menyapa pun tak sanggup.

Beberapa orang di sekitar kita mungkin menyimpan sebuah perasaan mendalam yang sulit untuk diungkapkan. Entah itu bernama rindu atau apalah itu. Barangkali mereka ingin sekali menyapa seseorang yang berarti baginya atau mungkin seseorang yang dirindukan. Namun, mereka enggan memulai lebih dulu. Barangkali, jarak dan intensitas komunikasi yang minim membuat hubungan di antara beberapa orang merenggang. Maksud hati ingin menyapa, tapi tertahan karena takut mengganggu, hingga semakin lama, menjadi segan untuk menyapa dan menghubungi lebih dulu.

Sudahlah. Tak usah berdalih tentang orang lain. Sebut saja itu dirimu. Bukankah saat ini kamu sedang mengalaminya? Kamu sedang merasa enggan menyapa seseorang yang sebenarnya sangat ingin kamu sapa dan ajak bicara. Tapi, semua itu tertahan dalam hati. Jarimu tak sanggup mengetikkan pesan singkat untuk orang itu. Kamu hanya memantau orang itu lewat media sosial. Kamu diam-diam sering penasaran dan ingin tahu apa saja yang dia lakukan setiap hari. Namun, kamu tak cukup punya keberanian untuk menyapanya. Kata-katamu tertahan. Perasaanmu, juga kerinduanmu. Kamu hanya bisa menahan semua itu sendiri. Menikmatinya dalam diammu.

Di saat teknologi begitu canggih, saat orang-orang dapat bertukar kabar dengan begitu mudahnya, masih ada orang-orang seperti kamu yang tak bisa berkomunikasi dengan orang yang benar-benar ingin kamu ajak bicara. Sungguh menyesakkan, bukan?

Barangkali, pihak yang ingin kamu ajak bicara juga memiliki perasaan yang sama. Barangkali, dia juga memiliki keinginan yang sama untuk menyapa, tapi sama-sama tak punya keberanian untuk memulai. Ya. Kuncinya adalah berani memulai. Harus ada salah satu pihak yang berani memulai. Menyapa lebih dulu, membuka percakapan, walaupun hanya sekedar menanyakan kabar.

Saya kira, seseorang sudah cukup bahagia, saat ada seorang teman yang lama tak bertemu dan berkomunikasi, tetiba menyapa dan mananyakan kabar, walau hanya lewat sebuah pesan singkat. Sederhana saja. Tapi, banyak orang yang merasa hal itu berat untuk dilakukan. Ah mungkin bukan banyak, tapi hanya beberapa orang saja. Mungkin kamu salah satunya. Kamu seringkali tak punya keberanian untuk memulai. Hanya bisa menunggu orang lain menyapa dan membuka percakapan terlebih dahulu.

Lalu, bagaimana solusinya?

Beranikan dirimu untuk menyapa. Mulailah dengan menanyakan kabar, meskipun hanya lewat pesan singkat yang kamu kirim untuknya. Jaga hubungan pertemananmu. Jangan biarkan pertemananmu benar-benar merenggang karena minimnya intensitas pertemuan dan komunikasi di antara kalian. Tak perlu setiap hari. Kamu hanya perlu melakukannya sesekali. Sapalah mereka terlebih dahulu. Buat mereka merasa bahwa kamu masih menghargai hubungan baik di antara kalian. Jika mereka memberikan respon baik. Berbahagialah. Jika mereka tidak langsung merespon, jangan dulu berburuk sangka. Berbaik sangkalah pada temanmu itu. Barangkali mereka sedang berada dalam kegiatan yang tidak bisa mereka tinggalkan. Jika mereka tak memberikan respon yang cukup baik. Jangan bersedih hati. Lain waktu, cobalah hubungi temanmu lagi. Setidaknya, kamu berusaha untuk menjaga hubungan baik dengan temanmu. Ya seperti itu. Ada yang ingin memberi saran tambahan?

quote

3:159

Mei 31, 2016



“...Put your trust in Allah...” (Qur'an, 3:159)

belajar

Keep Learning!

April 03, 2016

“Kuliah itu cuma buang-buang duit.” Itulah kalimat yang saya dengar siang tadi.
Ya, saya sangat menyadari bahwa cara pandang seseorang terhadap sesuatu memang berbeda-beda, apalagi tentang urusan pendidikan. Ada sebagian orang yang menganggap bahwa pendidikan itu sangat penting. Namun, ada juga yang menganggap pendidikan itu tidak begitu penting. Tapi, sedih rasanya saat mendengar seseorang melontarkan kalimat itu, apalagi yang mengucapkannya adalah seseorang yang saya kenal.
Sebenarnya belajar dan kuliah itu untuk apa? Seberapa besar pengaruhnya dalam hidup yang kita jalani?
Saya jadi merenungkan banyak hal setelah mendengarnya. Namun, bagi saya, pendidikan itu tetap penting, bahkan sangat penting.
“Entah akan berkarir atau menjadi ibu rumah tangga, seorang wanita wajib berpendidikan tinggi karena ia akan menjadi ibu. Ibu-ibu cerdas akan menghasilkan anak-anak cerdas.” –Dian Sastrowardoyo
Ya, seorang wanita harus cerdas. Seorang wanita harus banyak belajar. Adapun belajar memang bisa dari mana saja. Belajar hingga lulus dari perguruan tinggi tentunya adalah pilihan yang baik. Banyak pelajaran, ilmu, dan pengalaman yang bisa didapatkan selama menjalani masa pendidikan itu.
Belajar itu sepanjang hayat. Saya rasa, akan lebih baik jika kita menjadikan ‘belajar’ sebagai suatu kebutuhan hidup. Banyak-banyak membaca, berdiskusi, hingga belajar hal-hal baru setiap harinya, tentunya dapat  membuat kualitas berfikir seseorang menjadi lebih baik.
Dan yang terpenting adalah..
Membaca dan belajar, agar menjadi orang tua yang baik.
Keep learning!

Like us on Facebook

Flickr Images