sayangnya saya bukan ahli semiotik, yang pintar membaca tanda-tanda. bahkan, ahli semiotik pun butuh melakukan riset yang mendalam untuk bisa menyimpulkan makna di balik makna.


begitupun dengan setiap tanda yang saya dapati. saya tidak bisa begitu saja mencernanya mentah-mentah. saya perlu mengolahnya terlebih dahulu agar menjadi masak dan siap untuk disajikan.

seringkali memang saya sok tahu, sok paham, dan gegabah dalam menyimpulkan suatu hal. mudah berasumsi bahwa ini adalah seperti ini dan itu adalah seperti itu. padahal belum tentu maksudnya ini adalah ini dan itu adalah itu.

lalu apa yang perlu saya lakukan? mungkin saya harus lebih bersabar dan tidak gegabah menyimpulkan sesuatu agar tidak terjadi kesalahan dalam pemaknaan atas sesuatu.

tapi, apakah salah jika saya terus berpikir dan berusaha untuk memaknai suatu hal? ah mungkin, kesimpulan saya yang salah. mungkin saya memang terlalu gegabah.

lagi dan lagi. pikiran ini begitu liar. dengan begitu sembrononya memaknai apapun. terkadang terlalu menghubung-hubungkan sesuatu dengan sesuatu yang lain. padahal sesuatu yang dihubungkan itu belum tentu tepat untuk dihubungkan.

oke. rupanya pikiran saya memang sedikit liar. apakah ini hanya terjadi pada diri saya? tapi jika memang hanya terjadi pada saya, kenapa ada petuah yang mengingatkan kita untuk berhati-hati dengan pikiran? bukankah itu berarti pikiran itu memang sejatinya liar dan harus dikendalikan.

mungkin baiknya memang kita selalu berusaha untuk menjaga pikiran kita agar selalu tenang dan jernih. berlatih untuk berpikir positif dan jauhi pikiran negatif.

berpikir positif membantu kita untuk dapat menjalani hidup dengan lebih bahagia, penuh rasa syukur, dan menjadikan kita lebih optimis dalam menghadapi setiap langkah kehidupan.

baiklah. saya akan berusaha. berpikir positif memang perlu dilatih, kan? iya, saya harus berproses dan belajar untuk menikmati proses.

thank you for all, you're the bundle of joy for me.



*ngutip sebuah lagu dari mocca, boleh ya. tapi gak nyambung ya. biarin. :p


aku nulis apa barusan? haha.