Hanya Satu

Juni 05, 2013


"Terima kasih origaminya, Ayah." -Rena-

Sederhana, tapi bermakna. Kalimat ini begitu singkat, tapi ia mengandung makna yang begitu dalam. Ia mewakili ungkapan syukur seorang anak yang masih punya kesempatan untuk menikmati waktu bersama dengan ayahnya. Lalu memeluknya dan menangis bahagia bersama.

Beruntunglah kita yang masih punya kesempatan berada di tengah keluarga kita. Bersama ayah dan juga ibu. Bersyukurlah, karena kita masih bisa melihat mereka. Bahagiakanlah mereka. Buatlah mereka bangga dengan kita. Karena kita tidak pernah tahu kapan mereka akan dipanggil olehNya.

Selagi kita masih mempunyai waktu. Selagi kita masih mempunyai kesempatan. Manfaatkanlah waktu kita untuk berbakti dan membuat orang tua kita bangga. Sesibuk apapun kita dengan beragam rutinitas, luangkanlah sedikit waktu untuk menanyakan kabar mereka, pulanglah ke rumah, tersenyumlah dan nikmati waktu indah bersama mereka. Karena kesempatan hanya datang satu kali dan ia tak akan pernah kembali. Selagi masih bisa. Selagi masih ada waktu. Sebelum kita menyesalinya.

Hanya satu pintaku
Tuk memandang langit biru
Dalam dekap seorang ibu

Hanya satu pintaku
Tuk bercanda dan tertawa
Di pangkuan seorang ayah


Apabila ini
Hanya sebuah mimpi
Ku selalu berharap
Dan tak pernah terbangun

Hanya satu pintaku
Tuk memandang langit biru
Di pangkuan ayah dan ibu


Hanya Satu - Mocca

Habis nonton film "Untuk Rena". Walhasil bikin homesick tingkat tinggi. Sudah terlalu lama tak bersua dengan ibu di rumah. Sudah terlalu lama tak berkunjung ke pusara ayah. Aku rindu suasana di rumah. Aku rindu ibu dan ayah. Saat ini, hanya satu pintaku. Aku ingin pulang. Benar-benar ingin pulang.

You Might Also Like

0 komentar

Like us on Facebook

Flickr Images